Huhu.. Gw pengen berbagi pengalaman pribadi, terutama suka-duka selama gw Azubi di Jerman. Sekarang ini gw lagi menjalani tanggung jawab di Ausbildung sebagai MFA (Medizinische Fachangestellte) alias asisten medis di praktik dokter neurologi.
Banyak banget yang bertanya, "susah gak kak jadi MFA? Pasti seru dong ya kerja di praktik dokter di Jerman, jadi asisten si dokter!". Sebenarnya susah atau gampang, senang dan gak itu relatif ya. Selama kita "trust on our self", hasilnya akan fine. Jadi ya tergantung pada diri kita pribadi, sejauh mana kita mau berusaha, bagaimana kita menyikapi setiap situasi dan kondisi yang ada.
Jujur aja, Ausbildung tuh berat!! Ini terus terang dan terang terus ya, ''berat banget"!! Tantangannya berat, karena kita diwajibkan untuk kerja dan belajar diwaktu yang bersamaan.Yang namanya kerja, sekolah, apalagi di negara orang, itu pasti susahnya double dari pada di negara sendiri. Banyak banget tantangannya, mulai dari bahasanya, budaya, mental orang-orangnya dll..
Kenapa gw bilang kek gitu, karena pengalaman gue!
(Ini pengalaman gue ya .. buat pembaca yang mungkin juga lagi sementara Ausbildung tapi mungkin pengalamannya gak sama kek gue jangan protes ya, wkwkwk, peace!)
Jadi di kontrak kerja gue itu 40 Jam dalam 1 minggu diwajibkan untuk kerja. Nah pasti pada nanya kan, "loh, kalo kerja mulu terus kapan sekolahnya?" Jadi kalo kalian jadi MFA itu sekolahnya cuma 2 kali dalam 1 minggu, artinya ada 2 hari kerja dalam 1 minggu itu hari sekolah kalian. Di jadwal sekolah, kalian harus ke sekolah dan gak wajib bekerja. Kalo masih tanya lagi, kok bisa 40 Jam tetap jam kerja nya padahal udah 2 hari sekolah? Gimana hitungnya? Jawabannya: 2 hari yg ditetapkan sebagai hari dimana kita sekolah itu dihitung sebagai jam kerja kita.
Tapi disini gue gak mau bahas jam kerja dan aturan Ausbildung. Mengenai tema itu, kalian bisa cek sendiri di website atau youtube.
So, gue share cerita gak enaknya dulu ya:
-
90 % temen sekelas gue closed minded! Very..very..closed minded! Mereka sering jutek waktu dosen kasih tugas kelompok. Apalagi kita sebagai „pendatang“ harus satu grup tugas kelompok bareng mereka. Otomatis perasaan lo gak nyaman dan gak mood ngerjain tugas, karena ketidak welcome-annya mereka. Juteknya mereka itu gak difilter lagi. Kerja kelompok cuma satu contoh yang gue share disini.
-
Kadang harus pulang dengan kesal hati karena pasien rasis! Pasien sombong dan sok berkuasa. Mereka berpikir, bahwa pendatang itu mengemis di Jerman. Kita dianggap merampas jatah pekerjaan mereka. Gue pernah dikatain pasien, "eh, lu dari negara mana? Warna kulit, rambut beda. Terserah lo dari negara mana dah, gue mo tanya ama elu. Emang di negara lu gak ada pekerjaan ya, sampe lu harus kerja di negara gue?". Ato pernah juga, "emang lu udah punya dokumen resmi orang Jerman? Mending lu ganti kewarganegaraan dulu, baru kerja di sini!" (Dalam hati gue, elu kan cuma pasien gue, bukan bos gue, kenapa elu yang protes dah, negara aja kagak protes. Toh gue bayar semua kewajiban gue selama tinggal di negara elu!)
-
Jadwal Taxi Mercedes Balok (dibaca: BUS, yang gak ada kondekturnya ya, bukan Kopaja di Jekardah) gue kurang pas. Karena jadwal bus di kosan gue cuma ada tiap 30 menit, jadi gue memilih jalan kaki 20 menitan ke pusat kota dan ambil bus lagi dari situ. Tragisnya setiap hari gue harus keluar rumah jam 6.30 pagi dan balik lagi ke rumah tuh jam 7-8 malam. Kecuali hari gue kuliah dan khus Jumat kerja setengah hari. Itu gak enak banget, parah! Kalo udah ketinggalan bus, harus nunggu 30 menit lagi.
-
Wait, tema sensitif ya! Why? Tentang gak enaknya Ausbildung di Jerman, gak cuma sebagai pendatang tapi semua Azubi di Jerman. Karena sering dimanfaatin si pemberi kerja. Mulai dari jam kerja sampe tanggung jawab yang diberikan. Disuruh sana-sini sama kolega atau sampe harus lembur karena banyak pasien.
-
Ada aja kolega tua yang pemalas, suka protes, gak sabaran. Jangan kira kalo semua orang Jerman tuh rajin, namanya manusia ya. Kolega yang cari-cari kesalahan dan selalu berkomentar kasar. Mereka tuh yang awalnya ngomong silakan bertanya kalo ada yang kurang paham, eh, ditanya malah ngedumel. Padahal kan Azubi itu sedang belajar dan seharusnya diberikan pengertian dan dididik.
Pengalaman seru yang gue dapet sampe sekarang:
- Banyak belajar hal baru. Di praktek dokter spesialis kita menangani banyak kasus sulit dan operasi. Jadinya banyak pengetahuan dan keterampilan baru yang gue dapet dan masih harus gue pelajari.
- Ajang memperbaiki dan belajar bahasa jerman ke jenjang yang lebih baik lagi. Deutsch verbessern!!!
- Empati yaitu belajar memposisikan diri sebagai pasien dan sebagai asisten medis pada waktu yang bersamaan.
- Belajar bertanggungjawab. Meskipun dari hari ke hari banyak banget tanggungjawab yang diberikan, tapi menarik dan menyenangkan.
- Bekerja sama dalam tim menjadi tantangan menarik buat gue. Jujur aja gak gampang, apalagi, menurut gue, karakter wanita jerman itu jauh lebih kuat dibanding pria nya.
- Berasa seneng banget bisa ngebantu orang lain. Menolong dalam menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Itu kepuasan tersendiri, apalagi kalo mereka puas juga dengan pelayanan kita.
- Banyak HARPITNAS nya hari libur kejepitnya. Wkwkwkw. Kalo libur kan enaaak.. bisa pake waktu buat me time..
- Ada piknik bersama juga di praktek dokter. Kita selalu keluar kota atau negara tetangga selama 5 hari. Biayanya ditanggung 100 % oleh si pemberi kerja.
- Selalu ngerayain hari-hari besar bareng, pake kostum yang lucu-lucu, setiap kali Natalan selalu dapat bingkisan natal dan tukeran kado. Wkwkwkkw.
Yang paling penting yang pengen gue sampaikan kalian adalah:
sebelum ke Jerman dan memang sudah serius pengen menetap disini, entah sekolah atau bekerja tolong persiapkan mental kalian sebaik mungkin.
Jangan lupa belajar, banyak membaca dan cari tau tentang budaya, adat istiadat dan adabnya orang Jerman. Sehingga nantinya kalian gak terkejut ketika berhadapan dengan hal-hal yang belum pernah kalian alami sebelumnya di negara sendiri. Karena mental dan budaya orang jerman ibarat langit dan bumi dengan mental dan budaya kita.
Gak usah takut, gak usah pesimis, tetap semangat dan terus berusaha, raih apa yang kalian impikan. Jangan lupa berdoa ya.. Put God first.
Juhu, ich würde die guten und schlechten Zeiten während meiner Ausbildung zur MFA in Deutschland mit euch teilen. Jetzt bin ich immer noch eine Azubi der MFA (Medizinische Fachangestellte) bei einer Ausbildungsstelle neurologischer Arztpraxis.
Viele fragen mich: ist die Ausbildung schwer? Es muss spannend sein in einer Arztpraxis in Deutschland zu arbeiten! Die Antwort dazu sind folgendes.
Es ist unterschiedlich, eine Ausbildung als schwierig oder leicht zu bewerten. Es kommt darauf an, wie man sich motivieren kann. Es ist natürlich auch abhängig davon, ob man für die Ausbildung seine beste Mühe geben würde und dass man auch positiv auf Herausforderungen sich einstellt. Also, vertrau dir doch!
Ernsthaft euch zu sagen, ist Ausbildung herausfordernd, denn wir haben gleichzeitig die Arbeit und Berufsschule. Zudem tun wir sie im Ausland. Also, mehrfache Anstrengung von Kultur, Sprache, Mentalität usw.! Wie meine jetzige Erfahrung!
Im Arbeitsvertrag habe ich 40 Arbeitsstunden pro Woche. Dann fragt ihr mich: hat man noch Zeit zum Lernen? Als Azubi zur MFA habt ihr 2 Tage in der Woche euere Schule. An den Schultagen sollt ihr nicht mehr zum Arbeitsplatz kommen, sondern zur Schule. Insgesamt soll die Berufsschule und Arbeitsstelle 40 Stunden umfassen.
Dieses Mal möchte ich keine Spielregeln einer Azubi erwähnen. Dafür sollt ihr doch selber Webseite und Youtube-Kanal suchen. Sondern erzähle ich euch die schlechte Seite meiner Ausbildung:
- bis zu 90% meiner Klassenkameraden sind im Gedenken total verschlossen! Bei der Gruppenarbeit sind sie wirklich unfreundlich sogar unhöflich. Als Ausländerin soll man ja auch in der Arbeitsgruppe sich beteiligen, aber dann merkst du, dass du keine Lust mit ihnen zusammen zu arbeiten. Du kriegst da keine Chance, weil sie dich nicht willkommen. Das hier ist nur eine von vielen Beispielen.
- Häufig gehe ich nach der Arbeit mit so großem Hals heim. Die Patienten verhalten sich mir gegenüber rassistisch und arrogant. Sie haben Vorurteile, dass die Ausländer herkommen zum Betteln, die Arbeitsstelle von ihnen wegnehmen. Sie haben vor mir mit Wörtern beschimpft! Meinetwegen zahle ich doch meinen Steuer und alle meine Verpflichtungen.
- Der Busfahrplan nur je halbe Stunde und noch mit Umstieg! Dementsprechend gehe ich lieber zu Fuß ca. 20 Minuten zur Innenstadt und von dort nehme ich den weiteren Bus. Also fast jeden Tag (außer den Schultagen und Freitag) gehe ich um 6:30 Uhr von zuhause ab und bin erst abends um 7 oder 8 Uhr wieder zuhause.
- Ein weiteres sensitives Thema ist auch generell die Ausbildung. Die Azubiene sind oft von Arbeitgebern überfordert. Wenn gerade viele Patienten da sind, muss man auch länger arbeiten. Vor kurzem wurde ich ohne Ende von den Kollegen hin und her gerufen.
- Es gibt immer eine alte faule Kollegin. Sie jammert über alles und ungeduldig. Ich muss euch vergewissern, dass nicht alle Deutsche fleißig sind. Sie sucht immer nach den Azubis Fehlern und dann hat nur schlecht kommentiert. Einerseits haben alle am Anfang so gesagt, dass man als Azubi bei ihnen immer fragen kann. Aber ernsthaft sie ärgern sich, wenn man fragt. Obwohl Azubi ja noch lernen muss und auch viel von Kollegen und Chef beigebracht und erklärt werden. In der Tat ist es im Gegenteil.
Die Freude an meiner Ausbildung sind:
- ich lerne viele neue Skills. In unserer Facharztpraxis haben wir viele schwere Patientenfälle zu behandeln. Sogar viele Operationen führen wir direkt bei uns.
- Ich kann meine deutsche Sprachfähigkeit auf das nächste Level bringen.
- Durch meinen Einsatz kann ich mehr Empathie geben, sowohl als Patienten als auch als Praxismitarbeiter.
- Ich lerne Verantwortung zu übernehmen. Obwohl gibt es immer mehr Verantwortung zu tragen, ist mir spannend und vergnügen.
- Zusammenarbeiten im Team fördert mich heraus. Es ist nicht einfach, besonders weil ich in der Arztpraxis mehr Frauen arbeiten, und die deutsche Frauen sehr starke Charakter im Vergleich zu den Männern haben.
- Ich bin glücklich, die Patienten helfen zu können. Wie ich an der Wiedergesundheit von Patienten mich beteiligen kann.
- Als Schüler haben wir viele Brückentage für ,,me time"!
- Wir haben auch unseren Praxisausflug. Wir fahren gemeinsam in andere Stadt und bleiben dort für 5 Tage. Es ist für die Mitarbeiterinnen kostenlos, weil der Arbeitgeber alle Kosten übernimmt.
- Toll ist es auch an Feiertagen. Wir feiern sie zusammen und tragen lustige Kostüme an. Am Weihnachten tauschen wir Geschenke aus und kriegen auch dazu noch mehr Geschenke.
Was ich am Ende euch sagen wollte, zwar:
bevor ihr nach Deutschland kommt, mit ernsthaftem Plan in Deutschland zu bleiben, aus irgendwelchem Grund für das Studium oder weitere Karriere, sollt ihr euere Einstellung und Mentalität optimal vorbereitet.
Vergiss auch nicht zu lernen, versuch viel zu lesen und erkundige nach den Wertschätzung, Kulturumgang mit Menschen und deutschen Grundgesetzen. Sodass ihr die enorme Unterschiede nicht erstaunlich findet, wenn es euch zukommen wird. Die Lebensbedeutung hier und in Indonesien ist wie ein Gegenpol.
Jedoch mach ihr kein Stress oder zu pessimistisch. Bleib stark und zielstrebend für die Verwirklichung eueres Traums. Und glaub an Gott an der ersten Stelle!