Ausbildung zur Köchin: Sekolah Vokasi Memasak dari Ester

Hai semua, aku Esteria dari Medan - Sumatera Utara. Di sini aku mau berbagi pengalaman saat aku mengikuti sekolah vokasi memasak selama 3 tahun di Jerman. Selama itu pula banyak moment  yang aku lewati, sulit maupun senang. Namun semua itu membuatku semakin termotivasi untuk share ke kalian. 

Orang sering bertanya dan bilang, "Ester kenapa kamu mau mengikuti program vokasi memasak? Bukannya itu pekerjaan yang berat?"

Aku pun menjawab, bahwa aku memang suka masak dan suka makan! :) Menurutku masak itu fun dan kreatif. Menyenangkan karena aku suka bidang pekerjaannya dan kreatifitas dibutuhkan untuk menghasilkan makanan yang sehat, enak, dan indah dengan warna-warni olahan makanan yang disajikan di atas piring.

Kalau dibilang orang Jerman disini, pekerjaan ini "sulit dan berat". Tapi kalau kita dengan sukacita mengerjakannya pasti mampu juga pada akhirnya. 

Kesulitan utama di tahun pertama adalah kendala bahasa. Entah bagaimana harus belajar bahasa, karena terasa sulit bagiku. Tapi memang harus bisa, mau tak mau! Karena aku ingin dapat menyelesaikan sekolahku ini. Nah, bagaimana caranya? Itulah awal yang menjadi pertanyaanku.

  1. Kemauan dan motivasi membuatku memberanikan diri untuk lebih aktif dalam berbicara dengan banyak orang, terutama di lingkungan kerja.
  2. Membaca buku, koran, dan majalah dalam bahasa Jerman.
  3. Menonton  TV dan mendengarkan radio.
  4. Ada baiknya lagi, kalau kondisi juga memadai, untuk ikut kursus bahasa Jerman lagi.

Banyak kosakata baru di bidang kuliner yang aku kenali pada akhirnya. Misalnya berbagai macam bahan untuk memasak, jenis alat atau mesin untuk memasak. 

Di tahun pertama sekolah itu aku belajar hal-hal dasar dalam memasak, yaitu memperhatikan kebersihan yaitu higienis, mengenali rentang toleransi atau alergi berbagai macam bahan makanan. 

Di sekolah vokasi ini aku tidak hanya mendapat praktik memasak, namun juga berkewajiban mengikuti kelas teori di sekolah (Berufskolleg).

Tahun pertama aku ikut kelas teori 2 kali seminggu. Kita belajar mengenai higienis, menghitung pajak di bidang masak-memasak, hak dan kewajiban seorang siswa di sekolah vokasi, dan masih banyak lagi. Kemudian di dalam seminggu itu ada 3 hari untuk kegiatan praktik memasak di restoran.

Tahun kedua aku sudah mulai memasak dan menghidangkan makanan untuk tamu. Kemudian aku wajib mengikuti ujian mid (Zwischenprüfung) di pertengahan tahun kedua. Namun ada juga ujian ulangan setiap bulan di setiap mata pelajaran.

Tahun ketiga adalah tingkat akhir, dan ujian akhir juga ada di depan mata. Ada 3 bentuk penilaian kelulusan yaitu total dari 3 tahun mengikuti sekolah vokasi ini. Ketiganya adalah ujian-ujian di sekolah, ujian nasional oleh dinas pendidikan vokasi memasak yang terdiri atas ujian praktik dan ujian teori.

Ingat ya, di awal kita harus mencari tempat untuk kerja alias magang selama 3 tahun. Kita bisa cari lewat internet dan telepon langsung. Kemudian kita kirim CV lewat pos atau email dalam bentuk PDF. Setelah kita kirim, kita tunggu panggilan wawancara. Setelah diwawancara, kita juga masih menunggu keputusan apakah diterima atau tidak. Yang penting selama menunggu, kita harus aktif dan mengerti bahasa Jerman pastinya. Akan menjadi nilai plus juga, kalau kita bisa berbahasa Inggris.

Selama 3 tahun ini kita mendapatkan uang kantong dari tempat kita magang. Besarnya tergantung tempat dan provinsi. Setiap tahun kita mendapatkan kenaikan jumlah uang kantong. Nah, kalau kita sudah lulus sekolah vokasi, maka kita akan digaji sebagai karyawan. 

Sekolah masak belum hanya terhenti sampai disitu. Sebenarnya di tahun ke-2 sekolah aku mendapat tawaran untuk melakukan praktikum selama 2-3 bulan di Prancis. Sayangnya pada saat itu adalah Lockdown hari pertama Corona, sehingga harus dibatalkan. 

Selain itu ada juga kesempatan untuk mendalami bidang masak tertentu. Misalnya bidang pattiserie atau dessert, maka bisa langsung sekolah di bidang ini dengan peluang besar di Prancis, Swiss, dan Spanyol. Jadi memang bisa kita kembangkan lagi ke bidang memasak yang lebih spesifik. Atau bisa juga untuk melanjutkan kuliah, misalnya memperdalam bidang ini sehingga menjadi ahli gizi, ahli diet terutama untuk penyakit-penyakit tertentu seperti diabetes. 

Tentu saja menjadi koki terkenal juga bisa, tapi ya tidak mudah. Banyak koki terkenal di dunia, terlebih lagi di Eropa.

Hallo an euch allen! Ich bin die Esteria aus der Stadt Medan - Nordsumatra. Hier möchte ich euch meine Erfahrung mit der Ausbildung zur Köchin teilen, die ich für 3 Jahre studiert habe. In der Zeit habe ich unterschiedliche Momente erlebt, gut und schlecht. Letztendlich wurde meine Motivation dadurch verstärkt, dass ich über meine Ausbildung euch erklären soll.

Viele fragten mich: ,,Ester, wieso machst du die Ausbildung zur Köchin? Küchenarbeit ist doch schwer!"

Ich antwortete solche Frage nur mit meiner Begeisterung an Kochen und Essen! Kochen gibt mir Spaß und man soll kreativ sein. Genau mag ich diese Tätigkeiten, besonders wenn ich damit auch gesundes Essen zubereiten und die schönen Färben auf dem Teller bringen kann. 

Viele Deutschen bewerten diesen Job als schwer und kompliziert. Aber weil diese meiner Leidenschaft entspricht, kann ich die Aufgaben glücklich tätigen.

Die erste Barriere war damals meine Sprachfertigkeit in Deutsch. Ich wusste es gar nicht mehr, wie ich diese Sprache erlernen sollte. Ich sage zu mir selbst: ich muss es schaffen! Egal wie! Weil ich meine Ausbildung bis zum Ende bringen will. Also ,,wie soll es jetzt gehen?", wäre meine erste Frage an mich selbst.

  1. Das Willen, um mein Traum zu verwirklichen, hat mich dazu ermutigt, aktiver an Gesprächen teilzunehmen, besonders im Umgang mit meinen Arbeitskolleg/innen.
  2. Ich habe viele Bücher, Zeitungen und Zeitschriften gelesen.
  3. Fernseher und Radio musste ich auch viel hören.
  4. Und wenn es geht: als ich noch etwas Geld hatte, besuchte ich noch die Deutschkurse.

Durch meine Strategien kenne ich letztendlich enorm viele Vokabeln im Bereich Cuisine. Hier sind zum Beispiel die Kochzutaten, -utensilien und -geräte. 

In meinem 1.Jahrgang lernte ich die Basics kennen. Ich sollte generell sehr aufmerksam auf die Hygiene sein. Ich lernte die Toleranz und Allergiespanne verschiedener Zutaten.

Meine Ausbildung forderte nicht nur die praktischen Tätigkeiten bei dem Ausbildungsbetrieb, sondern auch die Theorie in der Berufskolleg.

Im ersten Ausbildungsjahr hatte ich zweimal Theorieunterricht pro Woche. Wir lernten die Hygienemaßnahmen, die Berechnungen von Steuer im Bereich Gastronomie, Rechte und Pflichten als Auszubildende, usw. (und so weiter). Neben dem Theorieunterricht erhielte ich drei Tage für die Praktik im Restaurant.

Im 2. Ausbildungsjahr fing ich mit dem Kochen und das Servieren für Gäste. Mitten dieses Ausbildungsjahr musste ich die Zwischenprüfung belegen. Außer der Zwischenprüfung schrieb ich noch monatlich die Klausuren von verschiedenen Fächern.

Das letzte Schuljahr, in meinem dritten Ausbildungsjahr, stand die Finalprüfung vor mir. Es waren 3 Qualifikationen bei der Abschlussprüfung zu testen, mit denen ich in allen 3 Jahren meiner Ausbildung schon beschäftigt habe. Zu den Klausuren und Zwischenprüfung im Berufskolleg erfolgt das Abschlussexamen direkt vom Gastronomiekammer durchgeführt. Dieses Abschlussprüfung besteht aus praktische Prüfung und Theorieprüfung.

Bitte nicht zu vergessen, dass wir vor der Ausbildung eine Stelle für die 3-jährige praktische Stelle finden sollten. Man könnte sie über Internet oder direkte Anfrage zum Arbeitgeber z.B. Hotels, Schule, Restaurants finden. Danach nehmen Kontakt mit dem Arbeitgeber auf. Wir senden ihnen unseren Lebenslauf und das Motivationsschreiben im PDF-Format. Nachdem wir die nötige Dokumente geschickt haben, warten wir auf eine Einladung zum Vorstellungsgespräch. Auch nach dem Interview warten wir auf die Entscheidung vom Arbeitgeber für eine Vertragsunterzeichnung. Ich empfehle euch, während dieser Wartezeiten, euere Deutsch aktiv zu üben. Positiver Punkt wäre auch, wenn ihr Englisch sprechen könntet.

Als Auszubildende zum/r Koch/in bekommen wir Taschengeld von der Ausbildungsstelle. Der Betrag ist von Bundesland zum Bundesland unterschiedlich. Bei jedem Aufstieg ins Ausbildungsjahr erhält man mehr Taschengeld. Und wenn wir fertig mit der Ausbildung, werden wir das Lohn als Angestellte bekommen.

In diesem Beruf kann man sich weiter entwickeln. Sowie in meinem 2.Lehrgang erhielte ich ein Angebot für 2-3 Monate Praktikum in Frankreich. Jedoch musste es wegen Corona-Pandemie abgesagt werden. Nach euere Ausbildung besteht auch die Möglichkeit auf spezifische Cuisine zu vertiefen. Dessert oder Konditorei sind einige Beispiele dazu, wo man in Frankreich, Schweiz und Spanien sehr gute Chance zum Lernen haben kann. Oder können wir ins Studium einsteigen, z.B. die Ernährungswissenschaften oder Studium zur Diätberatung für Menschen mit chronischen Erkrankungen wie Diabetes und Allergien.