Parafrase di pendidikan dasar aka. Paraphrasieren in der Grundbildung

Paraphrasieren ist eine Fähigkeit in der Kommunikation, indem man eine Aussage in anderen Wörtern übertragen kann.

Diese Fähigkeit wird in der deutschen schulischen Bildung gefördert. Weil sie Indikator für das aktive Zuhören der Schülern ist, dass die Schüler den Kerninhalt einer Aussage verstehen und wiedergeben und ihre Objektivität auch bewerten.

Paraphrase=>Kommunikation=>Partizipation=>Fairness

Wenn wir auf das Ergebnis ,,Fairness" betrachten, soll doch diese Fähigkeit auch in indonesischen Schulbildung betont werden. Konkrete Maßnahme sind Übungen in Schreibform, Diskussionen und Debatte im Klassenraum, die Chance ihre Antworte zu erläutern, nicht nur nachplappern. Auf jeden Fall hierfür sollen die Lehrer auch die Kapazität dazu,  dass sie große Perspektive verfügen können und die Objektivität erwägen.

 


Kemampuan parafrase merupakan kemampuan mengolah suatu pernyataan suatu sumber untuk dinyatakan kembali dalam pemilihan kalimat yang berbeda namun bermakna sama.

Pendidikan dasar di Jerman mengembangkan kemampuan ini pada anak didiknya sebagai indikator "mendengar aktif"yang merupakan teori komunikasi. Anak didik mampu memahami inti pernyataan dan menjelaskan kembali dan menilai objektivitas perspektifnya.

 

Parafrase => komunikasi => partisipasi => toleransi  

 

Jika kita melihat hasil akhirnya "toleransi", seharusnya ini dapat dikembangkan juga di institusi pendidikan dasar di Indonesia. Praktiknya yaitu dengan ujian essay daripada pilihan berganda, atau penyelenggaraan diskusi-diskusi dan debat kritik, kesempatan untuk menjelaskan jawaban, bukan hanya menghapal. Sehingga tentu saja harus didukung oleh kemampuan guru yang mampu menerima berbagai perspektif dan memahami objektivitas.