Memahami si Gendut a.k.a. warum jetzt Obesität?

Das vom Ministerium für Gesundheit bezeichnete PKPR Program hat das Ziel, das Gesundheitsverhalten in Jugendlichen zu fördern. Ein Indikator dazu ist BMI (bei Frauen 19-24; Männern 20-25). Schlafstörung, Preisvergleich, oder Zeitaufwand sind einige genannten Gründe der erhöhten BMI, obwohl alle wissen, dass Obesität Risikofaktor vieler schwierigen Metabolismus Erkrankungen ist.

Meyer&Stunkard (1993) und Price&Gottesman (1991) in Zwillingsstudie entdeckte 3 Erklärungen zu diesem Phänomen:

1. angeboren mit erhöhten Fettzellen

2. genetisch niedrige Metabolismus

3. hormonelle Beeinträchtigung in Appetitkontrolle, wie Leptin und Serotonin.

Nicht nur die biologische Aspekte sondern auch die Umweltfaktoren sind zu beachten:

4. Lebensstill zu regelmäßige Bewegung

5. negative Emotionen durch nicht optimale Stressbewältigung.

Statt die feste Erbgut abzuändern, sollen wir doch die Emotionen optimal zu regulieren und gesundes Lebensstill führen.


Program PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) dari Kementerian Kesehatan kepada seluruh PUSKESMAS (di tahun 2018 sudah 62,08%(https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf ) sebenarnya memang bertujuan konkret untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja dalam kesehatan reproduksi dan perilaku hidup sehat. Salah satu indikasi hidup sehat adalah BMI (Body Mass Index), di perempuan 19-24 dan di laki-laki 20-25 ya. Alasannya ya banyak: ga ada waktu, makanan cepat saji berharga lebih murah, masalah tidur, dll. Padahal kan obesitas itu faktor risiko penyakit metabolisme lainnya, seperti jantung dan pembuluh darah, diabetes, dsb. 

Meyer&Stunkard (1993) dan Price&Gottesman (1991) dalam studi anak kembar bikin 3 Argumen kenapa orang bisa gendut:

1. terlahir dengan jumlah sel lemak yang memang lebih banyak

2. terlahir dengan sistem metabolisme yang lebih lambat

3. terdapat defisiensi hormon yang mengendalikan nafsu makan, misalnya hormon Leptin dan neurotrasmiter Serotonin.

Tapi bukan hanya alasan genetik, melainkan juga faktor lingkungan:

4. Lifestyle dan malas berolah-raga rutin

5. kelabilan emosi di situasi stres yang dikompensasi dengan makan secara tidak terkendali

Dibandingkan dengan faktor biologis, maka sebaiknya berupaya menjaga keseimbangan emosi dan lifestyle hidup sehat.